Aroma Perang Di Semifinal Piala Eropa 2024

Aroma Perang Di Semifinal Piala Eropa 2024

Permainan menyerang Spanyol menjadi atraksi tersendiri di Piala Eropa 2024--- Foto: cbc.ca

Gerbang Jakarta. Hari ini, Ahad (7/7/2024) dipastikan sudah empat negara yang bakal saling berhadapan di semifinal Piala Eropa 2024. Spanyol akan bertarung melawan Prancis, sedangkan Inggris menghadapi Belanda untuk berebut dua tiket final di 15 Juli 2024 nanti. Menariknya, peperangan di lapangan hijau ini ternyata punya jejak sejarah di dunia nyata.

Spanyol dan Prancis pernah berperang pada 26 Oktober 1683 hingga 15 Agustus 1684. Saat itu Spanyol dipimpin oleh Raja Carlos II, sementara Prancis di bawah kekuasaan Raja Louis XIV. Perang ini dipicu oleh nafsu Louis XIV untuk memperluas kekuasaan. Meski berlangsung singkat, dampak perang ini cukup untuk membuat kedua belah pihak berdarah-darah. Bahkan perang ini menjadi pemicu Perang Sembilan Tahun yang lebih dahsyat di kemudian hari.

Apakah perang di lapangan hijau juga akan sama berdarah-darahnya? Bisa jadi, pertarungan diperkirakan akan sangat seru. Spanyol, pasca menyingkirkan tuan rumah Jerman bakal lebih percaya diri dan dijagokan, lewat permainan menyerangnya yang tak kenal takut. Tim Matador tercatat sebagai kesebelasan yang paling banyak mencetak gol selama turnamen berlangsung, dengan torehan 11 gol, menunjukkan betapa tajamnya lini depan mereka.

Sementara Prancis yang kalah produktivitas gol dari Spanyol, maju ke semi final setelah mengatasi lawannya lewat adu penalti. Ketajaman Prancis yang diperkuat Mbappe memang kerap dipertanyakan selama turnamen. Namun tim ini dikenal sebagai tim yang grafik permainannya terus naik saat mengikuti turnamen besar. Itu sebabnya Prancis selalu jadi favorit di setiap turnamen besar yang mereka ikuti.

Bagaimana dengan duel Ingris versus Belanda? Sami mawon kerasnya. Inggris dan Belanda pernah berperang di dunia nyata pada abad ke-17 hingga abad 18, lantaran memperebutkan pengaruh atas jalur perdagangan dunia. Keduanya dikenal sebagai negara yang mempunyai armada perang mumpuni. Tak heran jika kemudian peperangan berlangsung dalam 4 periode, antara tahun 1652 hingga 1784.

Pada tiga periode pertama, Belanda berada di atas angin, sehingga saat itu Belanda dianggap sebagai penguasa maritim dunia. Namun pada perang keempat, Inggris berhasil mengalahkan Belanda, sehingga kedudukan sebagai penguasa perairan dunia berhasil mereka rebut. Apakah kerasnya perebutan pengaruh ini akan terulang di lapangan hijau? Bisa jadi.

Tim Inggris di Piala Eropa kali ini disebut-sebut sebagai kesebelasan yang memiliki kekuatan mental luar biasa. Meski banyak yang mencemooh cara bermain mereka sebagai membosankan, nyatanya pelatih Southgate sanggup membuat timnya solid dalam menyerang dan bertahan. Jangan lupa, Inggris menang di babak 16 besar lewat perpanjangan waktu dan loos ke semifinal lewat adu penalti. Mental mereka telah teruji.

Namun jangan lupa, barisan depan Belanda juga sedang on fire. DI babak 16 besar mereka menundukkan Rumania dengan tiga gol tanpa balas. Sementara di perempat final, mereka menaklukkan Turki 2-1 setelah ketinggalan lebih dulu. Pemain sayapnya, Cody Gakpo bahkan untuk sementara memimpin daftar top scorer dengan 3 gol. Mestinya 4, tapi gol Gakpo saat melawan Turki di perempat final diklaim sebagai gol bunuh diri.

Jadi, siapkan diri untuk menonton dua partai semifinal Piala Eropa kali ini dengan aroma perang di dalamnya. Bedanya, jika perang dulu dilakukan demi penguasaan wilayah dan perdagangan. Perang kali ini meletus di lapangan hijau demi kehormatan bangsa dan negara di bidang olahraga. Tanpa senjata mematikan, sebab sportivitas di atas segala-galanya. (msr)

 

Sumber: