LBIQ Buka Kelas Buat Penyandang Disabilitas

Senin 15-07-2024,21:29 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

Gerbang Jakarta.  Plt. Kepala Biro Dikmental Setda Provinsi DKI Jakarta, diwakili Kasubag Pembinaan Kelembagaan Mental Spiritual  H. Mukhlis, S.Sos, M.Sos  menyambut baik peresmian program pembelajaran Al-Qur'an bagi penyandang disabilitas yang diinisiasi oleh Lembaga Bahasa Arab dan Ilmu Al-Qur’an (LBIQ), Jumat sore (12/7/2024), di markas LBIQ, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

 

Kelas buat penyandang disabilitas, khususnya tunarungu dan tunanetra ini, kata Mukhlis, merupakan tindak lanjut dari harapan Komnas HAM, sebagai bentuk  perhatian pemerintah terhadap stunting mental spiritual.

 

LBIQ yang bernaung di bawah Pemprov DKI Jakarta merasa terpanggil untuk memberikan dukungan dan perhatian nyata terhadap penyandang disabilitas sebagai warga negara, termasuk bidang keagamaan, khususnya akses pembelajaran dan pendalaman Al-Quran.

 

Dalam UU Nomor 8 tahun 2016 dinyatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kelangsungan hidup setiap warga negara, termasuk para penyandang disabilitas yang mempunyai kedudukan hukum dan memiliki hak asasi manusia yang sama sebagai Warga Negara Indonesia dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari warga negara dan masyarakat Indonesia.

 

“Tujuan program ini adalah untuk menyediakan pembelajaran Al-Quran yang inklusif dan berkualitas, khususnya bagi penyandang disabilitas," ujar H. Mukhlis, seraya menambahkan,  "Di samping itu juga sebagai pemenuhan kesamaan kesempatan terhadap penyandang disabilitas dalam segala aspek, termasuk hak pendidikan keagamaan.”

 

Pada kesempatan itu, Ketua LBIQ H. Supli Ali menyebutkan, setiap orang tanpa memandang kondisi fisik berhak mendapatkan pendidikan Al-Qur'an.  Salah satunya para penyandang disabilitas, sehingga mereka tidak merasa terpinggirkan atau terabaikan dalam proses pembelajaran agama.

 

"Manfaat lainnya untuk pengembangan potensi diri.  Setiap individu memiliki potensi yang unik untuk memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an, maka dari itu, melalui program ini kita  memberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.  Ini merupakan wujud nyata dari ajaran Islam yang mengedepankan kasih sayang dan penghargaan terhadap sesama," terang H. Supli Ali.

 

Dia berharap, dengan dibukanya program ini, para peserta dapat belajar dengan baik dan bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, dan harus terus aktif dalam berpartisipasi selama program ini berlangsung.

 

Program pembelajaran Al-Qur'an untuk penyandang disabilitas pada tahun 2024 ini diikuti oleh peserta tunanetra angkatan kedua sebanyak 25 orang, peserta tunarungu angkatan pertama 25 orang. Bertindak sebagai sebagai tenaga pengajar untuk tunanetra adalah Sumanto, sedangkan tenaga pengajar tunarungu oleh Rama Syathi.

 

Waktu  belajarnya untuk tunanetra tiap Kamis, pukul 10.00-12.00 WIB, sebanyak 12 kali pertemuan selama tiga bulan. Sementara untuk  tunarungu tiap Jum'at pukul 13.30-15.30 selama 12 kali pertemuan, juga dalam 3 bulan. (msr)

Kategori :

Terpopuler